on 1 comment

Macam-macam Pencemaran Lingkungan Beserta Penjelasannya

A.    Macam-macam Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan bahan pencemarnya, pencemaran lingkungan terbagi menjadi 3, yaitu :
1.      Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang akan mudah bereaksi dengan zat-zat di alam bebas, seperti halnya  zat radioaktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk anorganik, pestisida, detergen, dan minyak.
2.      Pencemaran biologi adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa.
3.      Pencemaran fisik adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan-bahan padat yang berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.
Sedangkan berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaran lingkungan dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu pencemaran air, tanah, udara, dan suara. Keempat jenis pencemaran tersebut sangat berbahaya apabila terus dibiarkan. Berikut penjelasannya secara lebih rinci.
a)      Pencemaran Tanah dan Cara Mengatasinya


Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya termasuk manusia. Pemenuhan kebutuhan manusia akan menghasilkan berbagai limbah padat yang sebagian besar darinya dibuang tanpa proses peminimalisiran dampak buruk terhadap alam. Akibatnya, sampah akan menumpuk dan menjadi lingkungan kumuh seperti pada gambar di atas. Fenomena pencemaran tanah oleh limbah-limbah dari sampah rumah tangga (domestik), industri maupun dari alam (tumbuhan), sudah menjadi tontonan biasa di negri ini terutama di daerah pinggiran kota tidak terkecuali pinggiran kota Ibukota Jakarta.
1.      Penyebab
·         Sampah anorganik (sampah plastik, pecahan kaca, logam maupun karet) yang dibuang di sembarang tempat atau ditimbun di dalam tanah,
·         Deposit senyawa asam dari peristiwa hujan asam,
·         Sisa pestisida dari kegiatan pertanian yang mengandung  nitrogen (dalam bentuk nitrat atau urea), fosfor (dalam bentuk fosfat), dan kalium, yang meresap ke tanah,
·         Limbah deterjen yang dibuang langsung ke tanah,
·         Pengikisan lapisan humus (topsoil) oleh air.
2.      Akibat
o   Sampah plastik, pecahan kaca, logam dan karet yang ditimbun dalam tanah sulit diuraikan oleh mikroorganisme pengurai dalam tanah. Keberadaannya dalam tanah dapat menurunkan kesuburan tanah, karena oksigen sulit meresap ke dalamnya;
o   Deposit senyawa asam dari hujan asam dapat menyebabkan perubahan derajat keasaman (pH) tanah, hal ini berdampak pada aktivitas organisme pengurai dalam tanah. Perubahan keasaman tanah ini juga berpengaruh tidak baik terhadap penyerapan zat hara dari tanah oleh tumbuhan;
o   Terlepasnya nitrogen, fosfor, dan kalium dalam pembuangan limbah deterjen dan kandungan pestisida ke dalam tanah dapat membunuh berbagai organisme pengurai dalam tanah sehingga mengganggu proses penguraian senyawa organik. Di samping itu, meskipun pupuk anorganik ini sangat menolong dalam meningkatkan hasil pertanian, tetapi pemakaian dalam jangka panjang tanpa dikombinasi dengan pupuk organik mengakibatkan dampak yang kurang bagus, seperti hilangnya humus dari dalam tanah, tanah menjadi kompak (padat) dan keras, dan kurang sesuai untuk tumbuhnya tanaman pertanian.
3.      Pencegahan dan Penanggulangan
ü  Sebelum dibuang ke tanah, senyawa sintetis seperti plastik sebaiknya diuraikan lebih dahulu, misalnya dengan dibakar,
ü  Limbah deterjen sebaiknya tidak dibuang ke tanah,  tetapi ditampung di dalam bak penampungan untuk selanjutnya diendapkan, disaring, dan dijernihkan,
ü  Meminimalisir pemakaian pupuk anorganik dan pestisida pada tanaman,
ü  Rutin melakukan Remidiasi (pembersihan permukaan tanah dari zat-zat pencemaran tanah), baik secara in situ (atau on site) dan ex situ (atau off site). Pembersihan secara on site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak atau tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak atau tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off site ini jauh lebih mahal dan rumit.

b)     Pencemaran Air dan Cara Mengatasinya

Di dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi. Namun tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak disadari telah mencemari air, seperti pembuangan sampah dan detergent ke perairan, penggunaan pupuk anorganik, pestisida yang berlebihan, dll.
Pencemaran air dapat diketahui dari perubahan warna, bau, serta adanya kematian dari biota air, baik sebagian ataupun seluruhnya. Untuk mengetahui tingkat pencemarannya dapat dilihat melalui besarnya kandungan O2 yang terlarut. Ada 2 cara yang digunakan untuk menentukan kadar oksigen dalam air, yaitu secara kimia dengan COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand). Makin besar harga BOD makin tinggi pula tingkat pencemarannya. Polusi air yang berat dapat menyebabkan polutan meresap ke dalam air tanah yang menjadi sumber air untuk kehidupan sehari-hari seperti mencuci, mandi, memasak, dan untuk air minum. Air tanah yang sudah tercemar akan sulit sekali untuk dikembalikan menjadi air bersih. Pengenceran dan penguraian polutan pada air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob.

1.      Penyebab
·         Pembusukan sampah organik di dalam air oleh bakteri ,
·         Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik ke perairan, terutama zat-zat yang mengandung logam berat(arsen (As), kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal (Pb), air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn)), toksin organik, minyak, dan nutrien,
·         Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan,
·         Pertumbuhan beberapa jenis tumbuhan permukaan air seperti alga, paku air, eceng gondok, dan teratai yang tidak terkendali.
2.      Akibat
o   Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan O2 di air berkurang sehingga menggangu aktivitas kehidupan organisme air,
o   Pembuangan limbah industri, sisa insektisida atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana), dan pembuangan sampah domestik ke perairan dapat menurukan kandungan oksigen, dan sebagian besar kandungan zat di dalamnya cukup berbahaya bagi kelangsungan biota di perairan,
o   Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi atau blooming(pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali),
o   Munculnya banjir akibat pendangkalan dasar perairan ataupun tersumbat got oleh sampah,
o   Menyebabkan beralihnya fungsi air menjadi sarang insekta penyebar penyakit.
3.      Pencegahan dan Penanggulangan
ü  Mengurangi intensitas limbah rumah tangga,
ü  Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber air bersih lainnya tidak tercemar,
ü  Menggiatkan penghijauan di berbagai tempat,
ü  Limbah cair industri tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan, tetapi harus diolah dulu di unit pengolahan  limbah. Setelah memenuhi persyaratan tertentu, limbah baru  boleh dibuang ke alam. Beberapa tahap pengolahan limbah cair adalah sebagai berikut.
1.      Pengolahan primer, dilakukan secara mekanik dengan  cara menyaring kotoran kasar. Hasil penyaringan diendapkan;
2.      Pengolahan sekunder, dilakukan secara biologi dengan menambah bakteri aerobik ke dalam limbah untuk mengurangi kadar racun pada limbah organik sampai 90%;
3.      Pengolahan lanjutan, merupakan pengolahan yang bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa zat kimia, agen biologis, dan partikel-partikel yang tertinggal setelah pengolahan primer dan sekunder.
ü  Pengawasan terhadap batas minimal kandungan fosfat dalam detergen atau bahan pencuci dalam rumah tangga,
ü  Penyuluhan dan pengawasan penggunaan pupuk pada lahan pertanian agar dilakukan secara efisien.

c)      Pencemaran Udara dan Cara Mengatasinya

Seiring meningkatnya populasi manusia di muka bumi, fenomena pencemaran udara merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan. Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat berbahaya bagi kesehatan mahkluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
a.)    Penyebab
Udara dikatakan tercemar apabila udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori udara. Berdasarkan bentuknya  pencemar atau polutan udara  terbagi menjadi 2, ada yang berbentuk gas dan ada yang berbentuk partikel cair atau padat.
1)      Pencemar Udara Berbentuk Gas
Pada umumnya, pencemaran udara terjadi karena adanya gas-gas berbahaya yang terlepas ke udara, seperti :


§  Nitrogen dioksida (NO2)
§  HydroCarbon (HC)
§  Cloro flouro carbon (CFC)
§  Benda Partikulat (PM)
§  Ozon (O3 )
§  Timah (Pb)
§  Oksida sulfur (SO2 dan SO3)
§  Senyawa Karbon Oksida (CO dan CO2)
§  Senyawa belerang (SO2 dan H2S)
Gas-gas tersebut sering kali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada emisi gas kendaraan bermotor, pembakaran bahan plastik, gas limbah pabrik, dsb.

2)      Pencemar Udara Berbentuk Partikel Cair atau Padat
Partikel yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair atau padat. Partikel dalam bentuk cair berupa titik-titik air atau kabut. Kabut dapat menyebabkan sesak napas jika terhiap ke dalam paru-paru.
Partikel dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari, atau serangga-serangga yang telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
Partikel yang mencemari udara dapat berasal dari pembakaran bensin yang kebanyakan mengandung TEL (tetraethyl timbel) agar pembakarannya cepat mesin berjalan lebih sempurna. Timbal akan bereaki dengan klor dan brom membentuk partikel PbClBr. Partikel tersebut akan dihamburkan oleh kendaraan melalui knalpot ke udara sehingga akan mencemari udara.


Sedangkan berdasarkan reaksinya, polutan pencemar udara terbagi menjadi 2, yaitu :
1.      Pencemar primer : pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara,
2.      Pencemar sekunder : pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.
Contoh:  Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air akan menghasilkan asam sulfurik.


b.)   Akibat
Pencemaran udara membawa dampak yang cukup serius bagi kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini. Kebanyakan diantaranya merupakan zat berbahaya yang berdampak langsung pada kondisi tubuh manusia, dan akan mengganggu kesehatan, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Antara lain :
o   Kadar Oksida karbon (CO dan CO2) yang terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu udara di permukaan bumi meningkat dan dapat mengganggu sistem pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat merusak sistem saraf dan dapat menimbulkan kematian,
o   Oksida sulfur (SO2 dan SO3) dapat merusak selaput lendir hidung dan tenggorokan,
o   Oksida nitrogen (NO dan NO2) dapat menimbulkan kanker,
o   Hidrokarbon (CH4 dan C4H10), menyebabkan kerusakan saraf pusat,
o   Ozon (O3) menyebabkan bronkithis dan dapat mengoksidasi lipida,
o   Gas SO2 dan H2S dapat bergabung dengan partikel air dan menyebabkan hujan asam,
o   Keracunan NO2 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan kematian,
o   Konsentrasi Gas CFC dapat menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer dan dapat memicu terjadinya efek rumah kaca (green house effect) yang  dapat mengakibatkan:
o   Pemanasan global yang menyebabkan naiknya suhu di bumi,
o   Mencairnya es yang ada di kutub dan naiknya permukaan air laut, sehingga tenggelamnya daratan (pulau) permukaan air laut naik.

c.)    Pencegahan dan Penanggulangan

ü  Penggunaan Clean Air Act yang dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi industri ,
ü  Menggunakan peralatan yang ramah terhadap lingkungan, seperti penggunaan tabung gas LPG untuk memasak, dan penerapan teknologi Fuel Cell dan Solar Cell,
ü  Memilih pembangunan lokasi pabrik dan industri pada tanah yang kurang produktif dan jauh dari keramaian,
ü  Mengurangi penggunaan gas CFC,
ü  Pembersihan gas limbah pabrik dengan menggunakan alat pembersih tertentu, misalnya cottrell yang berfungsi untuk menyerap debu,
ü  Menggiatkan penghijauan di berbagai tempat.

d)     Pencemaran Suara dan Cara Mengatasinya

Pencemaran suara atau polusi suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Fenomena pencemaran suara merupakan pencemaran yang paling berbahaya dari ketiga jenis pencemaran di atas, karena pencemaran suara hanya berupa rambatan gelombang yang tidak mempunyai bentuk, massa, dan bau, sehingga kemunculannya tidak dapat diterka. Apalagi jika suara bising tersebut keluar secara tiba-tiba, dan dalam frekuensi yang tinggi, maka seluruh organ vital makhluk hidup di sekitarnya akan terganggu, bahkan berpotensi mengakibatkan kematian dalam hitungan detik.
1.      Penyebab
Pencemaran Bunyi/Suara disebabkan oleh sumber bunyi/suara yang bergetar yang menimbulkan kebisingan. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola ramatan longitudinal. Rambatan gelombang di udara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan. Beberapa sumber suara yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain dari kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio, atau tape recorder.
2.      Akibat
Tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Menurut WHO, tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
a.       Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain;
b.      Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis;
c.       Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan.
Pencemaran bunyi dapat menyebabkan gangguan seperti berupa  gangguan Auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non Auditory seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya keselamatan, menurunya performan kerja, stres dan kelelahan. Ada yang menggolongkan gangguan pencemaran suara  menjadi gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian. Berikut penjelasanya:
a.       Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit.
b.      Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.
c.       Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan seseorang.
d.      Gangguan Keseimbangan
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual.
e.       Efek pada pendengaran
Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran adalah sementara dan pemuliahan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas ke frekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan.
3.      Pencegahan dan Penanggulangan
ü  Penggunaan alat peredam suara dengan cara menempatkannya di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas bisingnya akan dikurangi,
ü  Mengurangi kinerja bagian peralatan yang memicu terjadinya kebisingan,
ü  Meminimalisir penggunaan peralatan yang menimbulkan suara bising,
ü  Menutup telinga secepat mungkin saat suara bising belangsung.

1 komentar: